Rabu, 22 Desember 2010

DASAR-DASAR SHOLAWAT WAHIDIYAH


Dasar-dasar Sholawat Wahidiyah dan pengamalannya tidak berbeda dengan sholawat-sholawat lain; Yaitu firman Alloh dalam Surat  33 : Al-Ahzab, ayat 56 :
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَـتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ  يَآأ َيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِـّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Alloh dan para Malaikat-Nya membaca Sholawat kepada Nabi, Wahai orang-orang yang beriman bacalah Sholawat dan sampaikan salam sebaik-baiknya kepadanya (QS. 33 Al-Ahzab, 56).
Dan hadits-hadits Nabi yang menjelaskan tentang sholawat.

FAEDAH SHOLAWAT WAHIDIYAH
Secara umum Sholawat Wahidiyah mengandung berbagai macam faedah sebagaimana sholawat-sholawat lain. Akan tetapi dari sekian banyak faedah ada yang lebih menonjol, yaitu bagi pengamalnya - Alhamdulillah dengan fadlol Alloh diberi manfa’at dan faedah berupa kejernihan hati, ketenangan dan ketenteraman batin sehingga menjadi lebih banyak ingat dan sadar kepada Alloh wa Rosuulihi. Disamping itu juga dikaruniai manfa’at lainnya antara lain soal kesehatan, kerukunan dalam rumah tangga, kelancaran dalam usaha dan pekerjaan, kecerdasan dan perbaikan akhlaq / moral di semua kalangan termasuk bagi kanak-kanak dan remaja, dan masih banyak lagi manfaat yang diberikan oleh Alloh kepada mereka yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah tersebut.

MUJAHADAH WAHIDIYAH
Mujahadah Wahidiyah atau lazimnya disebut MUJAHADAH adalah pengamalan Sholawat Wahidiyah atau bagian dari padanya menurut tata cara yang dibimbingkan oleh Muallifnya.
Mujahadah Wahidiyah merupakan suatu pendayagunaan sumber daya manusia di bidang batiniyah untuk mengupayakan tercapainya kesejahteraan diri, keluarga dan ummat masyarakat yang diridloi Alloh wa Rosuulihi di dunia dan akhirat.
Macam - Macam Mujahadah Wahidiyah
  • Mujahadah Pengamalan 40 hari; terutama permulaan pengamalan Sholawat Wahidiyah
  • Mujahadah Yaumiyah / Harian ; bagi setiap pengamal Sholawat Wahidiyah ;
  • Mujahadah Keluarga ; (di masing-masing keluarga);
  • Mujahadah Usbu’iyyah / Mingguan ; (bagi seluruh pengamal Sholawat Wahidiyah di suatu lingkungan / dusun / desa); Pelaksanaannya ditangani oleh PSW tingkat Desa;
  • Mujahadah Syahriah / Bulanan; (bagi seluruh pengamal di suatu kecamatan); Pengaturan pelaksanaannya ditangani oleh PSW Kecamatan;
  • Mujahadah Rubu’ussanah / Tri wulan; (bagi seluruh pengamal Sholawat Wahidiyah di suatu kabupaten/kota); Pengaturan pelaksanaannya ditangani oleh DPC PSW.
  • Mujahadah Nisfussanah / Setengah Tahunan; (bagi seluruh pengamal Sholawat Wahidi-yah di suatu Propinsi); Pengaturan pelaksanaannya ditangani oleh DPW PSW.
  • Mujahadah Kubro (terbesar); Setahun dua kali : Bulan Muharram dan bulan Rajab ; di Sekretariat DPP PSW. Pengaturan pelaksanaannya ditangani oleh DPP PSW.
Seluruh rangkaian Mujahadah-mujahadah tersebut dimaksudkan hanya untuk mengadakan permohonan kepada Alloh wa Rosuulihi sebagaimana di atas.

PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH (PSW)
  • Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) didirikan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah pada awal tahun 1964, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
  • Penyiar Sholawat Wahidiyah berfungsi sebagai lembaga khidmah kepada Perjuangan Wahidiyah dan berbentuk organisasi kerja kemasyarakatan keagamaan.
  • Penyiar Sholawat Wahidiyah Tingkat Pusat berkedudukan di wilayah Jawa Timur.
  • Penyiar Sholawat Wahidiyah dapat didirikan di seluruh Wilayah Republik Indonesia dan di luar negeri.
  • Tugas Pokok Penyiar Sholawat Wahidiyah adalah mengatur dalam arti menen-tukan kebijaksanaan dan memimpin pelaksanaan serta bertanggung jawab atas jalannya Perjuangan  Wahidiyah, meliputi bidang pengamalan, penyiaran, pembinaan  dan pendidikan Wahidiyah, dan bidang kegiatan lain yang menjadi sarana penunjang pelaksanaan tugas pokok, sesuai dengan Ajaran Wahidiyah.
  • Penyiar Sholawat Wahidiyah adalah organisasi independent dan tidak beraffiliasi kepada salah satu organisasi apapun dan telah terdaftar di Depdagri;
  • Kepengurusan organisasi PSW disusun sebagai berikut :
  1. PSW Pusat : Majelis Tahkim Pusat (MTP) PSW & Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSW.
  2. PSW  Wilayah : M T Wilayah (MTW) PSW & Dewan Pimpinan Wilayah   (DPW) PSW.
  3. PSW Cabang : M T Cabang (MTC) PSW & Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PSW.
  4. PSW Kecamatan : Pengurus PSW Kecamatan.
  5. PSW Desa/Kelurahan :  Pengurus PSW Desa/ Kelurahan.
Demikian sekilas profil Sholawat Wahidiyah. Bagi yang berminat untuk mengamalkan silakan mengamalkannya sesuai dengan petunjuk cara pengamalannya sebagaimana dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah, dan bagi yang menghendaki penjelasan lebih lanjut dimohon menghubungi Sekretariat PSW terdekat.

PENGERTIAN UMUM SHOLAWAT WAHIDIYAH & AJARAN WAHIDIYAH

PENGERTIAN UMUM

 SHOLAWAT WAHIDIYAH & AJARAN WAHIDIYAH

aSholawat Wahidiyah adalah rangkaian do’a Sholawat Nabi (Shollallohu ‘alaihiwasallam) sebagaimana tertulis di dalam lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk tatacara dan adab pengamalannya; (Lihat Cara Pengamalan / foto sholawat wahidiyah)
b.      Sholawat Wahidiyah ; Alhamdulillah, Bifadl-lillah warahmatih, pengamalnya banyak dikaruniai berbagai manafaat dan faedah ; antara lain dan terutama berupa kejernihan hati, ketenangan batin, ketenteraman jiwa, peningkatan daya ingat, kesadaran, lebih mengenal (ma’rifat) dan pendekatan diri kepada ALLOH WA ROSULIHI (Shollallohu ‘alaihiwasallam). Disamping manfaat lainnya, lahiriyah dan batiniyah, duniawi dan ukhrowi ; (Lihat Faedah Sholawat);
c.  Sholawat Wahidiyah membimbing pengamalnya agar menjadi manusia yang peduli dan lebih berguna (anfa’u) bagi dirinya sendiri, keluarga, nusa, bangsa, negara, sesama  ummat manusia, bahkan bagi seluruh makhluk ciptaan ALLOH  pada umumnya; (1)
Setiap insan bisa memberi manfaat kepada yang lain; Misalnya ; dengan ilmunya bagi yang berilmu, dengan hartanya bagi yang berharta, dengan tenaganya bagi yang diberi kekuatan tenaga, atau dengan do’a-do’a permohonannya bagi yang mau; Dengan Sholawat Wahidiyah pengamalnya dibimbing agar selalu berdo’a untuk dirinya sendiri dan memberi manfa’at dengan mendo’akan kepada yang lain; (Lihat kandungan do’a dalam Sholawat Wahidiyah dan Terjemahnya;)
d.  Sholawat Wahidiyah seperti sholawat yang lain; boleh diamalkan oleh siapa saja tanpa disyaratkan adanya sanad atau silsilah seperti yang berlaku dalam amaliah Thoriqoh; karena seluruh sholawat, sanadnya adalah Shohibush sholawat sendiri, yaitu Rosululloh (Shollallohu ‘alaihiwasallam)  (2) (Lihat tentang Faedah Sholawat)
e.  Sholawat Wahidiyah bukan merupakan suatu Ikatan atau Jam’iyah Thoriqoh yang mempunyai syarat-syarat tertentu seperti yang lazim di dalam thoriqoh-thoriqoh yang kita kenal (Mu’tabaroh); Akan tetapi juga dapat disebut “Thoriqoh” (secara lughowi / bahasa) dalam arti “JALAN” atau “SARANA” menuju wushul/sadar kepada ALLOH WAROSULIHIe.
f.  Sholawat Wahidiyah mempunyai kandungan suatu sistem dan bimbingan praktis yang disebut AJARAN WAHIDIYAH(Lihat penjelasannya di Ajaran).
g.  Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah mulai disiarkan pada tahun 1963 dan telah diberikan ijazah secara mutlak oleh Muallifnya (Hadlrotus Syekh Al-Mukarrom KH Abdoel Madjid Ma’roef Kediri, Jawa Timur). ٍSiapa saja dan dari manapun memperolehnya telah diberi izin mengamalkan dan menerapkannya, bahkan dianjurkan agar supaya menyiarkan kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu dengan ikhlas dan bijaksana.
h. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah boleh / bisa diamalkan oleh siapa saja yang sudah memiliki amalan-amalan lain; seperti telah mengikuti Jam’iyah Thoriqoh Mu’tabarah, Majlis-majlis dzikir, Jam’iyah Istighotsah, atau amalan yang bersifat pribadi, dengan tanpa harus meninggalkan amaliyahnya, bahkan akan lebih terdukung penerapan batinnya dengan Ajaran Wahidiyah;  
i. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah bukan merupakan suatu aliran atau faham agama baru; dan tidak mengajarkan faham-faham atau tindakan yang bertentangan dengan Syari’at Islam(1) dan hukum negara / pemerintah, atau ajaran yang menyimpang dari aqidah Ahlis Sunnah Wal-Jama’ah; seperti faham Hulul, Wahdatul-wujud, Jabariyah, Qodariyah, Syi’ah,  Ilmu Sejati dan sebagainya ;
j. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah bukan hasil mimpi seseorang (Muallifnya), bukan sholawat dari bangsa Jin atau syetan (5) sebagaimana tuduhan orang-orang yang tidak bertanggungjawab, akan tetapi Sholawat Wahidiyah disusun oleh Muallifnya dalam keadaan sadar yang disertai dorongan batiniyah dan keprihatinan terhadap situasi alam pada saat itu.  Masa penyusunan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah sampai lengkap seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah yang diedarkan secara umum, memerlukan waktu 18 tahun; Yakni mulai tahun 1963 sampai 1981. 
5
k. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah tidak mengajarkan praktek-praktek pengkultusan dan peng-hormatan kepada seseorang yang berlebihan atau melebihi batas-batas yang ditentukan dalam syari’at Islam. Misalnya kalau menemui seorang atasan (kyai / pemimpin)-nya harus berjalan dengan lutut (ndodok / jongkok / merangkak), dan sebagainya. Kalau hal seperti itu dilakukan oleh Pengamal Wahidiyah itu termasuk “penyimpangan” dari Ajaran Wahidiyah.
l. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah bagaikan suatu obat mujarab bagi penyakit-penyakit batiniyah, dan reaksinya dalam batin / hati hanya bisa dirasakan oleh seseorang jika dia mengamalkan (istilah obat ‘mengkonsumsi’) sesuai dengan aturan; Tidak cukup hanya dipelajari / diketahui / dihafalkan komposisi dan kegunaannya.  

1)    “Sebaik-baik manusia ialah orang yang lebih banyak manfaatnya bagi  orang lain  (H.R. Al-Qudlo’i dari Jabir, Hadits Hasan / Jami’us Shoghir)
(2)  Tafsir As-Showi Juz III hal. 323, Darul fakri, Bairut / Sa’adatud Daroini, hal. 90 /Darul Fikri  Bairut )
  (4) Misalnya ada perkataan : “Pengamal Wahidiyah boleh meninggalkan  sholat 5 waktu atau puasa wajib, dll.”. Jika perkataan itu dari pengamal sendiri itu suatu penyimpangan yang harus diluruskan, dan jika dari luar pengamal Wahidiyah, itu suatu kesalahfahaman;  Yang ada dalam methode Penyiaran Wahidiyah, adalah : “Orang yang belum melakukan sholat atau orang yang ahli kemunkaran (kemunkaran apa saja), bahkan non muslimpun (dari agama dan aliran apa saja) boleh mempelajari dan mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah. Dengan harapan agar mereka segera menperoleh hidayah (petunjuk) dari ALLOH sehingga mau kembali ke jalan yang diridloi-NYA.
(5)--Beralasan tuduhan inilah sebagian orang melarang / mengharamkan amalan Sholawat Wahidiyah. Selain itu ada lagi yang beralasan “tidak adanya sanad dan silsilah” dalam Sholawat Wahidiyah. Lebih jelasnya lihat huruf d. di atas atau tentang Faedah Sholawat.

SHOLAWAT WAHIDIYAH

TERJEMAH SHOLAWAT WAHIDIYAH
BISMILLAAHIRROHMAANIR ROHIIM
Dengan nama ALLOH Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
ILAA HADLROTI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALOLOHU 'ALAIHI WASALLAM,
AL FAATIHAH !
(Kami hadiyahkan ke haribaan Pemimpin kami Baginda Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam, bacaan Fatihah.

WA-ILAA HADLROTI GHOUTSI HAADZAZ-ZAMAAN WA A’WAANIHI WASAA-IRI AULIYAA-ILLAAHI RODLIYALLOOHU TA’AALA 'ANHUM, AL FAATIHAH
Dan kami hadiyahkan ke pangkuan Ghoutsi Hadzaz Zaman, Para Pembantu Beliau dan segenap Kekasih ALLOH, Radliyallohu Ta’ala 'anhum, bacaan Fatihah.
(01)
ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD, FII KULLI LAMHATIW - WANAFASIM - BI’ADADI MA’LUUMAATILLAAHI WAFUYUUDLOOTIHII WA AMDAADIH. (100 kali).
“Yaa ALLOH, yaa Tuhan Maha Esa, yaa Tuhan Maha Satu, yaa Tuhan Maha Menemukan, yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat, salam dan barokah atas Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan atas Keluarga Baginda Nabi Muhammad pada setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas, sebanyak bilangan segala yang ALLOH Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian serta kelestarian pemeliharaan-NYA”
(02)
“ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH; SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA, WAMAULAANAA WASYAFII’INAA WAHABIIBINAA WAQURROTI A’YUNINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WASALLAMA KAMAA HUWA AHLUH ; NAS-ALUKALLOOHUMMA BIHAQQIHII AN-TUGHRIQONAA FII LUJJATI BAHRIL–WAHDAH, HATTAA LAA NAROO, WALAA NASMA’A, WALAA NAJIDA, WALAA NUHISSA, WALAA NATAHARROKA, WALAA NASKUNA ILLAA BIHAA,  WATARZUQONAA TAMAAMA MAGHFIROTIKA YAA ALLOOH, WATAMAAMA NI’MATIKA YAA ALLOOH, WATAMAAMA MA’RIFATIKA YAA ALLOOH, WATAMAAMA MAHABBATIKA  YAA ALLOOH, WATAMAAMA RIDLWAANIKA YAA ALLOOH. WASHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAIHI WA’ALAA AALIHII WASHOHBIH, ‘ADADA MAA AHAATHO BIHII ‘ILMUKA WA-AHSHOOHU KITAABUK, BIROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN WAL-HAMDU LILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN”
“Yaa ALLOH, sebagaimana keahlian ada pada-MU, limpahkanlah sholawat, salam, barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi syafa’at kami, Kecintaan kami dan Buah - jantung - hati kami Baginda Nabi Muhammad Shollalloohu 'alaihi wasallam yang sepadan dengan keahlian Beliau; Kami bermohon kepada-MU yaa ALLOH, dengan Hak Kemuliaan Beliau, tenggelamkan kami di dalam pusat-dasar-samodra Ke-Esaan-MU, sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, tiada kami bergerak ataupun berdiam, melainkan senantiasa merasa di dalam Samodra Tauhid-MU; dan kami bermohon kepada-MU yaa ALLOH, limpahilah kami ampunan-MU yang sempurna yaa ALLOH, ni’mat karunia-MU yang sempurna yaa ALLOH, sadar ma’rifat kepada-MU yang sempurna yaa ALLOH, cinta kepada-MU dan kecintaan-MU yang sempurna yaa ALLOH, ridlo kepada-MU serta memperoleh ridlo-MU yang sempurna pula yaa ALLOH. Dan sekali lagi yaa ALLOH, limpahkanlah sholawat salam dan barokah atas Baginda Nabi dan atas Keluarga serta Sahabat Beliau, sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh Ilmu-MU dan termuat di dalam Kitab-MU; dengan rahmat-MU; yaa Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang; Segala puji bagi ALLOH Tuhan Seru Sekalian Alam”.
(03)
YAA SYAFI’AL KHOLQIS-SHOLAATU WASSALAAM #
                                             ’ALAIKA NUUROL-KHOLQI HAADIYAL ANAAM;
WA-ASHLAHUU WARUUHAHUU ADRIKNII #
                                             FAQOD DHOLAMTU ABADAW - WAROBBINII;
WALAYSA LII YAA SAYYIDII SIWAAKAA #
                                            FA-IN TARUDDA KUNTU SYAKHSHON HAALIKA

“YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH” (7 kali)

“Duhai Baginda Nabi Pemberi syafa’at makhluq; Ke pangkuanmu sholawat, salam Alloh  ku sanjungkan,
Duhai Nur-cahaya makhluq, Pembimbing manusia. Duhai Unsur dan Jiwa makhluq; Bimbing, bimbing, dan didiklah diriku.
Sungguh, aku manusia yang dholim selalu; Tiada arti diriku tanpa Engkau duhai yaa Sayyidii,
Jika Engkau hindari aku (akibat keterlaluan berlarut-larutku), pastilah, pastilah, pasti ‘ku ‘kan hancur binasa!”.
“Duhai Pemimpin kami, duhai Utusan ALLOH !”.
(04)
“YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOOH #
                                                ‘ALAIKA ROBBINII BI-IDZNILLAAH;
WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH #
                                               MUUSHILATIL-LILHADLROTIL ‘ALIYYAH”
“Duhai Ghoutsu Zaman, ke pangkuanmu salam ALLOH ku haturkan; Bimbing, bimbing dan didiklah diriku dengan idzin ALLOH;
Dan arahkan pancaran sinar-nadhrohmu kepadaku yaa Sayyidi, radiasi batin yang mewushulkan aku, sadar ke Hadlirot Maha Luhur Tuhanku.”
(05)
“YAA SYAAFI’AL KHOLQI HABIIBALLOOHI #
                                     SHOLLAATUHUU ‘ALAIKA MA’ SALAAMIHII
DLOLLAT WADLOLLAT HIILATII FII BALDATII #
                                     KHUDZ BIYADII YAA SAYYIDII WAL UMMATI”
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH
Duhai Baginda Nabi Pemberi syafa’at makhluq, duhai Baginda Nabi Kekasih ALLOH. Ke pangkuan-mu sholawat dan salam ALLOH ku sanjungkan !;
“Jalanku buntu, usahaku tak menentu buat kesejahteraan negeriku. Cepat,
cepat, cepat raihlah tanganku yaa Sayyidii, tolonglah diriku dan seluruh ummat ini !
“Duhai Pemimpin kami, duhai Utusan ALLOH !”

(06)
“YAA ROBBANALLOOHUMMA SHOLLI SALLIMI  #
                                            ‘ALAA MUHAMMADIN SYAFII’IL UMAMI;
WAL ِAALI WAJ-‘ALIL- ANAAMA MUSRI’IIN  #
                                             BIL-WAAHIDIYYATI LIROBBIL ‘AALAMIIN;
YAA ROBBANA-GHFIR YASSIR IFTAH WAHDINAA #
                                      QORRIB WA-ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA.

“Yaa Tuhan kami yaa ALLOH, limpahkanlah sholawat salam atas Baginda Nabi Muhammad pem-beri syafa’at ummat;
dan atas Keluarga Beliau; Dan jadikanlah ummat manusia cepat-cepat lari kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Tuhan Semesta Alam.
Yaa tuhan kami, ampunilah segala dosa-dosa kami, permudahlah segala urusan kami, bukakanlah hati dan jalan kami, dan tunjukilah kami, pereratlah persauda-raan dan persatuan di antara kami, yaa Tuhan kami !”

(07)
“ALLOOHUMMA BAARIK FIIMAA KHOLAQTA WAHAADZIHIL- BALDAH YAA ALLOOH, WAFII HAADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLOOH.”
Yaa ALLOH, limpahkanlah berkah di dalam segala makhluq yang Engkau ciptakan dan di dalam negeri ini yaa ALLOH, dan di dalam mujahadah ini, yaa ALLOH!”

I S T I G H R O O Q !
Yang dimaksud adalah : berdiam, tidak membaca apa-apa, Segala perhatian tertuju hanya kepada ALLOH ! Bukan membayangkan lafadh “ALLOH”, tetapi kepada ALLOH –Tuhan ! Pendengaran, perasaan, ingatan, fikiran, penglihatan dan ….. Pokoknya segala-segalanya dikonsen-trasikan kepada ALLOH ! Lain-lain tidak menjadi acara ! Hanya “ALLOH”! Titik !
Lamanya istighroq tidak ada batasan waktu, menurut kemampuan masing-masing. Istighroq diakhiri dengan bacaan Surat Al-Fatihah satu kali. AL- FAATIHAH !
Kemudian membaca do’a di bawah ini:
(08)
“BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM

 ALLOOHUMMA BIHAQQISMIKAL - A’DHOM, WABIJAAHI SAYYIDINAA MUHAMMAADIN SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WASALLAM, WABIBAROKATI GHOUTSI HAADZAZ – ZAMAAN WA-A’WAANIHII WASAA-IRI AULIYAA – IKA YAA ALLOOH, YAA ALLOOH, YAA ALLOOH, RODLI-YALLOOHU TA’AALAA ’ ANHUM ( 3 kali ) BALLIGH JAMII’AL ‘AALAMIIN, NIDAA-ANAA HAADZAA WAJ’AL FIIHI TAKTSIIROM-BALIIGHOO ( 3 kali ) FA-INNAKA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR, WABIL- IJAABATI JADIIR” ( 3 kali )

”FAFIRRUU - ILALLOOH !”

”WA QUL JAA-AL HAQQU WAZAHAQOL BAATHIL, INNAL- BAATHILA KAANA ZAHUUQO”

“Dengan Asma ALLOH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
Yaa ALLOH, dengan Hak Kebesaran Asma-MU, dan dengan Kemuliaan serta Keagungan Baginda Nabi Muhammad Shollalloohu 'alaihi wasallam dan dengan barokah Ghoutsu Haadza-Zaman dan Para Pembantunya, serta sege-nap Auliya Kekasih-MU yaa ALLOH, yaa ALLOH, yaa ALLOH Rodliyalloohu Ta’ala ‘Anhum. Sampaikanlah seruan kami ini kepada jamii’al ‘alamiin dan letakkanlah kesan yang merangsang di dalamnya; Maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa berbuat segala sesuatu dan Maha Ahli memberi ijabah !”
“FAFIRRUU ILALLOOH !”
= Larilah kembali kepada ALLOH !
“WAQUL JAA-AL HAQQU……….”
= “dan katakanlah (wahai Muhammad) perkara yang haq telah datang dan musnahlah perkara yang batal; Sesungguhnya perkara yang batal itu pasti musnah”.
“AL FAATIHAH” !
(Membaca surat Al Fatihah satu kali).

KETERANGAN :
1. Kalimah “FAFIRRUU ILALLOOH” dan WAQUL JAA-AL HAQQU…” pada saat berjamaah supaya dibaca ber-sama-sama antara imam dan makmum. Dirinya sendiri terutama supaya dirasakan ikut serta / termasuk di dalam ajakan itu dengan getaran hati yang kuat.
2. “FAFIRRUU ILALLOOH” maksudnya ; mengajak secara bathiniyah agar supaya kita dan masyarakat segera kembali mengabdikan diri dan sadar kepada ALLOH WA ROSUULIHI Shollalloohu 'alaihi wasallam Secara umum yaitu dengan men-jalankan hal-hal yang diridloi ALLOH WA ROSUULIHI Shollalloohu 'alaihi wasallam, dan menghindarkan diri atau meninggalkan hal-hal yang tidak diridloi oleh ALLOH WA ROSUULIHI Shollalloohu 'alaihi wasallam meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merugikan diri pribadi, keluarga dan masyarakat !
3. “WAQUL JAA-AL HAQQU .....” Maksudnya, memohon semoga perbuatan dan akhlak-akhlak yang jahat yang merugikan ummat dan masyarakat segera diganti oleh ALLOH Subhaanahu wata’ala dengan akhlak yang baik, membuahkan manfa’at dan menguntungkan ummat dan masyarakat yang diridloi ALLOH WAROSUULIHI Shollalloohu 'alaihi wasallam. Dan apabila memang sudah menjadi suratan takdir tidak bisa diperbaiki lagi, dari pada semakin lama semakin berlarut-larut, semakin hebat menimbulkan kerusakan dan kehancuran, lebih baik semoga lekas dimusnahkan saja. Ini adalah soal mental, bukan terhadap fisik ! Dan terutama kita arahkan untuk diri kita sendiri !
CARA PENGAMALAN
 SHOLAWAT WAHIDIYAH
1.      Diamalkan selama 40 hari berturut-turut. Tiap hari paling sedikit menurut bilangan yang tertulis di belakangnya dalam sekali duduk. Boleh pagi, siang, sore, atau malam hari. Boleh juga dipersingkat 7 hari, akan tetapi bilangan-bilangan tersebut dilipatkan 10 kali.
Boleh mengamalkan sendiri-sendiri, akan tetapi dengan berjama’ah bersama keluarga atau satu kampung sangat dianjurkan.
Bagi kaum wanita yang sedang bulanan, cukup membaca Sholawatnya saja, tidak usah membaca fatihah. Adapun bacaan FAFIRRUU ILALLOOH” dan ”WA QUL JAA-AL HAQQU…” boleh dibaca sebab di sini tidak dimaksudkan membaca ayat-ayat Al-Qur an, melainkan sebagai do’a (berniat membaca do’a).
Sesudah 40 hari atau 7 hari pengamalan diteruskan tiap hari, dan banyaknya bilangan boleh dikurangi, ditetapkan atau ditambah sebagian atau seluruhnya. Akan tetapi lebih utama jika diperbanyak.
2.      Jika belum hafal boleh dengan membaca. Dan jika belum bisa membaca seluruhnya, sambil mempelajari, boleh dan cukup membaca bagian mana yang sudah bisa lebih dahulu. Yang paling gampang yaitu membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSUU-LALLOOH” diulang-ulang selama kira-kira sama waktunya dengan mengamalkan seluruhnya. Yaitu kurang lebih 30 menit.
Jika itu pun misalnya terpaksa belum mungkin, boleh berdiam saja selama waktu itu dengan memusatkan segenap perhatian, mengkonsentrasikan diri sekuat-kuatnya kepada Alloh Subhanahu wata’ala dan merasa seperti berada di hadapan Junjungan kita Baginda Nabi Agung Muhammad (Shollallohu ‘alaihi wasallam) dengan adab lahir batin ta’dhim (memuliakan) dan mahabbah (mencintai) setulus hati dan semurni-murninya.
3.      Mengamalkannya harus dengan niat semata-mata beribadah kepada Alloh  dengan ikhlas tanpa pamrih suatu apapun, baik pamrih duniawi maupun pamrih ukhrowi, misalnya supaya begini, supaya begitu, ingin pahala, ingin surga, dan sebagainya ! Harus sungguh-sungguh tulus, ikhlas karena dan untuk Alloh - LILLAH
4.      Di samping niat LILLAH seperti di atas supaya merasa bahwa kita dapat melakukan ini semua karena pertolongan Alloh. Yakni menerapkan :

لاَحَوْلَ وَلاَ قـُوَّة َ إلاَّ بِاللهِ

“Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan titah Alloh” BILLAH  !
Jangan sekali-kali merasa diri kita mempunyai kemampuan tanpa dititahkan oleh Alloh  !
Disamping merasa BILLAH, juga supaya merasa BIRROSUL. Artinya merasa bahwa diri kita ini menerima jasa dari Rosul Alloh (Shollallohu ‘alaihi wasallam). Jadi menerapkan firman Alloh  :
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ. (الأنبياء 107)
“Dan tiada AKU mengutus Engkau Muhammad, melainkan rahmat bagi seluruh alamin” (21-Al Anbiya : 107).
5.      Ketika mengamalkan supaya sungguh-sungguh hudlur hati kita di hadapan Alloh   Subhanahu wata’ala  dan “Istihdlor” merasa seolah-olah seperti benar-benar berada di hadapan Rosululloh (Shollallohu ‘alaihi wasallam)  dengan adab lahir batin sebaik-baiknya, ta’dhim (memuliakan) dan mahabbah (mencinta) setulus hati. Disamping itu supaya merasa dan mengakui dengan jujur bahwa diri kita ini penuh berlumuran dosa dan senantiasa berlarut-larut. Dosa kepada Alloh Subhanahu wata’ala  dosa kepada Rosulullah (Shollallohu ‘alaihi wasallam), dosa kepada Ghouts Hadzaz-Zaman dan kepada para Auliya’ Kekasih Alloh, dosa kepada orang tua, kepada ibu bapak, kepada keluarga, kepada guru, kepada murid, kepada Pemimpin dan kepada yang dipimpin, dosa terhadap bangsa dan negara, dosa kepada umat dan masyarakat bahkan dosa terhadap sesama makhluk pada umumnya.
Dan merasa diri kita ini sangat dloif, sangat lemah, butuh sekali maghfiroh/ ampunan, taufiq dan hidayah Alloh Subhanahu wata’ala, butuh sekali syafa’at pertolongan dan tarbiyah Rosulullah (Shollallohu ‘alaihi wasallam)  !. Butuh sekali akan bantuan dan dukungan dari Ghoutsu Hadzaz-Zaman r.a berupa barokah, nazharoh dan do’a restunya !.
CARA PENGAMALAN BAGI YANG BELUM HAFAL SHOLAWAT WAHIDIYAH SECARA LENGKAP.
1.       Diamalkan selama 40 hari berturut-turut. Tiap hari paling sedikit 30 menit dalam sekali duduk. Boleh pagi, siang, sore, atau malam hari. Boleh dilakukan sehabis sholat fardlu atau sholat-sholat sunnat.
2.       Hadiyah Fatihah kepada baginda Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wasallam, 7 kali, dan hadiyah Fatihah kepada para Kekasih Allah khususnya Ghoutsu Hadzaz zaman 7 kali. Bagi yang mungkin belum bisa atau berhalangan baca Fatihah langsung lakukan yang ke 3. di bawah ini.
3.       Duduk dengan tenang dan jiwai dalam hati merasa berada / beraudensi dengan Allah dan merada berada di hadapan Junjungan kita Nabi Muhammad Rasululloh dengan adab lahir batin yang sebaik-baiknya, ta’zhim (mengagungkan) dan mahabbah (mencintai) yang semurni-murninya. Bacalah kalimah « YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH » selama minimal 30 menit (1/2 jam) ; dan akhiri dengan bacaan surat Fatihah satu kali (Bagi yang tidak berhalangan).
SELAMAT MENGAMALKAN.
SEMOGA ALLAH TA’ALA MEMBERIKAN HIDAYAH – TAUFIQNYA SEHINGGA HATI KITA SEGERA DIBUKA UNTUK MENUJU KESADARAN KEPADA ALLOH WA ROSUULIHI (Shollallohu ‘alaihi wasallam)  AMIIN.

Rahasia Dibalik 30 Menit


Matilah Kamu Selama 30 Menit! Mengapa 30 menit? apa rahasianya? Mungkin sebagian besar bertanya-tanya, mengapa kita diharuskan bermujahadah serta melatih nol, mati atau istighroq selama kurang lebih 30 menit setiap hari? bahkan dianjurkan membaca "Yaa Sayyidii Yaa Rosululloh" kurang lebih 30 menit setiap hati?

Apa rahasia dibalik itu semua?

Lagi-lagi kali ini kami akan membedah penalaran melalui pintu logika membongkar rahasia dibalik 30 menit. Akan tetapi sebelum kita masuk dalam ranah membedah rahasia dibalik 30 menit, tapi sebelum itu mari kita sejenak merenung.

Apa yang akan terjadi apabila kita tidak bisa bernafas? denyut jantung kita tiba-tiba berhenti berdetak? Lalu aliran darah mengalir tidak normal didalam tubuh, sehingga cuci darahpun menjadi suatu pilihan wajib agar terus bertahan hidup? Lalu berapa banyak anggaran dana apabila satu kali cuci darah menghabiskan uang 2 juta setiap 3 hari sekali untuk cuci darah? Begitupula dengan mata, apa yang terjadi urat syaraf mata kita terputus sehingga mata tidak bisa melihat? Atau lebih-lebih lagi nikmat iman telah dicabut didalam hati kita? Apa yang akan terjadi? hancur sudah hidup kita sehingga hidup kita tiada manfaat dan tiada arti sama sekali apabila kita tidak beriman.

Maka orang yang tahu diri pasti dia akan berterima kasih dan bersyukur dengan nikmat-nikmat yang telah diberikan!.

Pernahkah kita berpikir untuk mensyukuri dan menzakati itu semua? Dholim amat apabila kita tidak bersyukur kepadaNya?

Dia yang memberikan memberikan nikmat kepada kita tapi lupa!.

Dia yang menghidupkan kita, tapi seolah-olah kita merasa hidup!.

Dia yang memberi nikmat iman, tapi seolah olah kita merasa beriman!.

Lalu dimana akal sehat kita? dan siapa dibalik itu semua? hanya hati yang bersih dan jernih bisa merasakan!.

Maka mutlak zakat waktu harus ada!. Agar kita selalu beryukur dan tidak menjadi orang yang sombong merasa "AKU" dihadapanNya.

Lalu apa yang dimaksud zakat waktu itu? yaitu zakat meniadakan diri sehingga didalam hati benar-benar nol, mati, istighroq tidak merasa memiliki apa-apa atau dalam istilah wahidiyah itu Billah. Dengan metode yang sudah diajarkan pada postingan sebelumnya (lihat Metode Tidurnya Ashabul Kahfi)

Lalu hubungannya dengan 30 menit apa?

Mari kita konversikan dengan hitungan matematis.


Dimana

1 hari = 24 Jam maka 2,5% dari 24 Jam

24 Jam = 24 x 60 menit = 1440 menit x 2.5% = 36 menit


Jadi zakat waktu dimana 1 hari kita keluarkan 2,5% dari 24 jam adalah 36 menit harus merasa mati (nol, istighroq, billah). Kalau tidak bisa begitu berarti kita telah merampas haknya Alloh. Awas ! Hati-hati, bendera "AKU" akan berkibar.

Inilah mengapa Muallif Sholawat Wahidiyah menyuruh kepada pengamal untuk membaca "Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh" kurang lebih 30 menit setiap hari.

Satu lagi rahasia wahidiyah terbongkar melalui metode nol !.

Mudah-mudahan sharing kali ini bisa bermanfaat.

Salam Perjuangan Fafirru Ilalloh.

bahaya bendera "AKU"

Dalam postingan kali ini kami akan melanjutkan dari pembahasan sebelumnya yang membahas tentang adanya bahaya bendera "AKU" yang memiliki daya magnet yang sangat dasyat, sehingga dengan kedasyatannya terciptalah Tuhan-Tuhan baru dimuka bumi ini.

Ketika bendera "AKU" sudah tertancap dan berkibar di hati manusia, iblispun akan tertawa terbahak-bahak, dan ketika bendera "AKU" itu tertancap dihati manusia, otomatis semua akan tertarik dengan daya magnet yang sangat kuat sehingga timbullah suatu pengakuan didalam hati, dan semakin kotor hati, maka semakin banyak bendera aku yang menancap didalam hati, akhirnya muncul sifat aku didalam hati, : "ini hartaku" "ini ilmuku" "ini kekuasaanku" "ini kemuliaanku" "ini keramatku" "ini muridku" "ini ibadahku" "ini mujahadahku" "ini pengaruhku" dsb. Awas !
Maka penyakit "ana / sifat ke aku-akuan" saat itu, sehingga terdapat 2 sifat aku, yaitu aku "imitasi" dan "hakiki", padalah aku itu mutlak miliknya Tuhan, tapi mengapa kita rebut ? kita ambil secara paksa ? dan kita aku ? apakah kita bukan perampok-perampok haknya Tuhan ! dimana posisi kita yang mengaku sebagai hamba ? jangan pura-pura !

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS Thaahaa 14)

Maka itulah yang disebut syirik ! menduakan AKU nya TUHAN dengan AKU "imitasi" nya kita ! karena mustahil ada dua yang wujud dan mustahil ada dua yang Maha.

Dari Abu Umamah , "Aku pernah mendengar Nabi saw. bersabda, 'Tiada sesuatu di bawah langit ini yang dipertuhankan oleh manusia yang paling dibenci oleh Allah selain daripada hawa nafsu (aku)."

Dan didalam surat Al Anbiya' 21

Sekiranya ada di langit dan di bumi (jagad) tuhan-tuhan selain Allah, maka rusaklah jagad ini.

Maka orang yang senantiasa tahu dengan jati dirinya bahwa dia adalah sebagai hamba yang tidak memiliki apa-apa dan didalam hatinya sedikitpun terpengaruh dengan bentuk macam-macam sifat dunia karena dia sadar bahwa semua itu adalah kosong tidak ada, dan yang ada dibalik itu semua adalah Alloh.

Firman Allah surat Al Anfal l1 :

Dan bukanlah Kau yang melempar (ingat,syukur,ibadah,dll) tetapi Alloh lah yang melempar (ingat,sukur,ibadah.dll.)


Lalu bagaimana metode mencabut bendera aku yang sangat dasyat tersebut ? disinilah wahidiyah memberikan solusi.

Solusi pertama : Mujahadah

Ini yang merupaka pintu awal untuk mencabut bendera "AKU" yang bersemayam didalam hati kita. Karena tanpa mujahadah kunci untuk mencabut bendera aku tidak akan turun (baca hidayah).


Syekh Imam Al-Ghozali Berkata :

''Mujahadah adalah kunci hidayah tidak ada kunci untuk memperoleh hidayah selain Mujahadah''

Solusi kedua : Harus memiliki perasaan rendah

Didalam sholawat wahidiyah ketika orang membaca dengan bimbingan lillah, billah, lirrosul birrosul, merasa hina, merasa banyak dosa sehingga timbullah perasaan nelangsa tidak jarang ketika bermujahadah membaca sholawat wahidiyah keluarlah buliran-buliran air mata dari pelupuk seorang hamba. dan sementara bimbingan tersebut yang penulis tahu terdapat didalam ajaran wahidiyah saja, maka sholawat wahidiyah adalah suatu penghantar, konduktor menuju rohaninya Rosululloh. dan ketika kita merasa sedikit baik, merasa alim, merasa mulia maka saat itulah bendera aku tumbuh subur didalam hati. dan kekuatan agung pencabut bendera-bendera aku tidak akan muncul. yang ada hanya iblis menertawakan kita, karena racun aku telah menghancurkan jaringan sel sifat kehambaan.


Solusi ketiga : Merasa penuh banyak dosa

Sejarah telah mencatat, air mata penyesalan yang pertama kali tumpah di muka bumi ialah keluar dari pelupuk seorang manusia yaitu nabi adam. 1 kali berbuat kesalahan 200 tahun ia tebus dengan buliran air mata penuh penyesalan. Maka mengapa kita sebagai anak cucu nabi adam tidak pernah menangis ? sadarkah dengan diri kita yang senantiasa siang dan malam kita tumpuk dosa kita baik dosa lahir maupun dosa batin, lebih-lebih dosa yang terbesar didalam diri kita adalah sebuah pengakuan merasa "AKU", sempatkah terpikir dibenak kita ? berapa kali kita merebut haknya Alloh ?

Agar pemaparan materi diatas tidak menjadi sebuah teori yang maka sejenak kita praktekkan dengan metode dibawah ini, semoga Alloh memberikan petunjuk dan hidayah kepada kita. Amin…

Langsung saja ikuti intruksi dibawah ini:

Pertama-tama ciptakan getaran didalam jiwa ketika membaca kalimat "Yaa Sayyidi Yaa Rosululloh" dengan lemas, santai sesantai santainya , pasrah, nol, merasa mati, lemaskan seluruh beban yang ada diakal dan dikepala sampai benar-benar santai tidak merasa apapun. Dalam posisi santai bacalah nidak "Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh" lalu ucapkan perlahan berulang-ulang secara lirih sesantai mungkin dengan lemah lembut, setelah pada saat posisi santai jeritkan kalimat "Yaa Sayyidi Yaa Rosululloh" didalam hatisekeras-kerasnya tapi tidak bersuara sampai timbul suatu getaran didalam jiwa layaknya seperti orang bisu tapi tiada daya untuk berteriak. Latihlah 30 menit setiap hari!.

Mengapa 30 menit ? apa rahasianya ? (Insya Alloh akan dibahas pada postingan selanjutnya)

Maka pada itulah posisi jiwa telah menangkap sinyal gelombang radiasi yang maha dasyat yang mengadung kekuatan absolute, yang dapat menumbangkan bendera aku yang bersemayam didalam hati. Dan yang nampak jelas bendera ketika bendera aku telah tumbang berubah akhlaq lahir maupun batinnya. Dia tidak pernah merasa sombong, lemah lembut, ucapannya tidak pernah menyinggung orang lain dan yang nampak jelas dirinya pasti berselimut dengan kesabaran.