Rabu, 22 Desember 2010

PENGERTIAN UMUM SHOLAWAT WAHIDIYAH & AJARAN WAHIDIYAH

PENGERTIAN UMUM

 SHOLAWAT WAHIDIYAH & AJARAN WAHIDIYAH

aSholawat Wahidiyah adalah rangkaian do’a Sholawat Nabi (Shollallohu ‘alaihiwasallam) sebagaimana tertulis di dalam lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk tatacara dan adab pengamalannya; (Lihat Cara Pengamalan / foto sholawat wahidiyah)
b.      Sholawat Wahidiyah ; Alhamdulillah, Bifadl-lillah warahmatih, pengamalnya banyak dikaruniai berbagai manafaat dan faedah ; antara lain dan terutama berupa kejernihan hati, ketenangan batin, ketenteraman jiwa, peningkatan daya ingat, kesadaran, lebih mengenal (ma’rifat) dan pendekatan diri kepada ALLOH WA ROSULIHI (Shollallohu ‘alaihiwasallam). Disamping manfaat lainnya, lahiriyah dan batiniyah, duniawi dan ukhrowi ; (Lihat Faedah Sholawat);
c.  Sholawat Wahidiyah membimbing pengamalnya agar menjadi manusia yang peduli dan lebih berguna (anfa’u) bagi dirinya sendiri, keluarga, nusa, bangsa, negara, sesama  ummat manusia, bahkan bagi seluruh makhluk ciptaan ALLOH  pada umumnya; (1)
Setiap insan bisa memberi manfaat kepada yang lain; Misalnya ; dengan ilmunya bagi yang berilmu, dengan hartanya bagi yang berharta, dengan tenaganya bagi yang diberi kekuatan tenaga, atau dengan do’a-do’a permohonannya bagi yang mau; Dengan Sholawat Wahidiyah pengamalnya dibimbing agar selalu berdo’a untuk dirinya sendiri dan memberi manfa’at dengan mendo’akan kepada yang lain; (Lihat kandungan do’a dalam Sholawat Wahidiyah dan Terjemahnya;)
d.  Sholawat Wahidiyah seperti sholawat yang lain; boleh diamalkan oleh siapa saja tanpa disyaratkan adanya sanad atau silsilah seperti yang berlaku dalam amaliah Thoriqoh; karena seluruh sholawat, sanadnya adalah Shohibush sholawat sendiri, yaitu Rosululloh (Shollallohu ‘alaihiwasallam)  (2) (Lihat tentang Faedah Sholawat)
e.  Sholawat Wahidiyah bukan merupakan suatu Ikatan atau Jam’iyah Thoriqoh yang mempunyai syarat-syarat tertentu seperti yang lazim di dalam thoriqoh-thoriqoh yang kita kenal (Mu’tabaroh); Akan tetapi juga dapat disebut “Thoriqoh” (secara lughowi / bahasa) dalam arti “JALAN” atau “SARANA” menuju wushul/sadar kepada ALLOH WAROSULIHIe.
f.  Sholawat Wahidiyah mempunyai kandungan suatu sistem dan bimbingan praktis yang disebut AJARAN WAHIDIYAH(Lihat penjelasannya di Ajaran).
g.  Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah mulai disiarkan pada tahun 1963 dan telah diberikan ijazah secara mutlak oleh Muallifnya (Hadlrotus Syekh Al-Mukarrom KH Abdoel Madjid Ma’roef Kediri, Jawa Timur). ٍSiapa saja dan dari manapun memperolehnya telah diberi izin mengamalkan dan menerapkannya, bahkan dianjurkan agar supaya menyiarkan kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu dengan ikhlas dan bijaksana.
h. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah boleh / bisa diamalkan oleh siapa saja yang sudah memiliki amalan-amalan lain; seperti telah mengikuti Jam’iyah Thoriqoh Mu’tabarah, Majlis-majlis dzikir, Jam’iyah Istighotsah, atau amalan yang bersifat pribadi, dengan tanpa harus meninggalkan amaliyahnya, bahkan akan lebih terdukung penerapan batinnya dengan Ajaran Wahidiyah;  
i. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah bukan merupakan suatu aliran atau faham agama baru; dan tidak mengajarkan faham-faham atau tindakan yang bertentangan dengan Syari’at Islam(1) dan hukum negara / pemerintah, atau ajaran yang menyimpang dari aqidah Ahlis Sunnah Wal-Jama’ah; seperti faham Hulul, Wahdatul-wujud, Jabariyah, Qodariyah, Syi’ah,  Ilmu Sejati dan sebagainya ;
j. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah bukan hasil mimpi seseorang (Muallifnya), bukan sholawat dari bangsa Jin atau syetan (5) sebagaimana tuduhan orang-orang yang tidak bertanggungjawab, akan tetapi Sholawat Wahidiyah disusun oleh Muallifnya dalam keadaan sadar yang disertai dorongan batiniyah dan keprihatinan terhadap situasi alam pada saat itu.  Masa penyusunan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah sampai lengkap seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah yang diedarkan secara umum, memerlukan waktu 18 tahun; Yakni mulai tahun 1963 sampai 1981. 
5
k. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah tidak mengajarkan praktek-praktek pengkultusan dan peng-hormatan kepada seseorang yang berlebihan atau melebihi batas-batas yang ditentukan dalam syari’at Islam. Misalnya kalau menemui seorang atasan (kyai / pemimpin)-nya harus berjalan dengan lutut (ndodok / jongkok / merangkak), dan sebagainya. Kalau hal seperti itu dilakukan oleh Pengamal Wahidiyah itu termasuk “penyimpangan” dari Ajaran Wahidiyah.
l. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah bagaikan suatu obat mujarab bagi penyakit-penyakit batiniyah, dan reaksinya dalam batin / hati hanya bisa dirasakan oleh seseorang jika dia mengamalkan (istilah obat ‘mengkonsumsi’) sesuai dengan aturan; Tidak cukup hanya dipelajari / diketahui / dihafalkan komposisi dan kegunaannya.  

1)    “Sebaik-baik manusia ialah orang yang lebih banyak manfaatnya bagi  orang lain  (H.R. Al-Qudlo’i dari Jabir, Hadits Hasan / Jami’us Shoghir)
(2)  Tafsir As-Showi Juz III hal. 323, Darul fakri, Bairut / Sa’adatud Daroini, hal. 90 /Darul Fikri  Bairut )
  (4) Misalnya ada perkataan : “Pengamal Wahidiyah boleh meninggalkan  sholat 5 waktu atau puasa wajib, dll.”. Jika perkataan itu dari pengamal sendiri itu suatu penyimpangan yang harus diluruskan, dan jika dari luar pengamal Wahidiyah, itu suatu kesalahfahaman;  Yang ada dalam methode Penyiaran Wahidiyah, adalah : “Orang yang belum melakukan sholat atau orang yang ahli kemunkaran (kemunkaran apa saja), bahkan non muslimpun (dari agama dan aliran apa saja) boleh mempelajari dan mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah. Dengan harapan agar mereka segera menperoleh hidayah (petunjuk) dari ALLOH sehingga mau kembali ke jalan yang diridloi-NYA.
(5)--Beralasan tuduhan inilah sebagian orang melarang / mengharamkan amalan Sholawat Wahidiyah. Selain itu ada lagi yang beralasan “tidak adanya sanad dan silsilah” dalam Sholawat Wahidiyah. Lebih jelasnya lihat huruf d. di atas atau tentang Faedah Sholawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar